LAPORAN
4
Pratikum
Audio dan Radio
Tone Control
ALMA HENDRA
1206213
Pendidikan
Teknik Elektronika
Jurusan
teknik elektronika
Fakultas
teknik
Universitas
Negeri Padang
2014
A. Tujuan
Setelah pratikum ini mahasiswa
diharapkan mampu:
1. Merakit rangkaian tone control (pengatur nada) dan power amplifier
2.
Mengetahui rangkaian tone
control pada system audio
3.
Mengetahui karakteristik
kerja rangkaian tone control pada system audio
4.
Melihat respon frekuensi dan
penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian tone control
B. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada
pratikum kali ini adalah:
1. Osiloskop dual beam
2.
Multimeter
3.
AFG
4.
Kit Power Amplifier + Tone
Control
5.
Loadspeaker
6.
Kabel listrik
7.
Audio player
C. Teori Pendukung
Rangkaian
penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuatkan sinyal pada
range frekuensi audio yaitu frekuensi 20hz sampai 20Khz dan pada saat melakukan
penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil mungkin. Range
frekuensi ini juga tergantung dari kemampuan loadspeaker. Jika loadspeaker
bekerja pada frekuensi full range (20Hz-20KHz) Ini sangat baik sekali, karena
akan didapat nada yang dinamis pada frekunsi full range.
Tapi
jika hanya frekuensi tertentu saj yang mampu direproduksi oleh loadspeaker,maka
penggunaan tone controlmemungkinkan untuk membatasi frekuensi tertentu. Tone
control merupakan rangkaian pengatur nada yang terdiri dari rangkaian filter,
yaitu low pass filter (LPF) dan high pass filter (HPF) maupun band pass filter.
Sebelum sinyal dikuatkan oleh rangkaian power amplifier, rangkaian tone control
bekerja dengan mengatur nada yang akan dilewatkan pada rangkaian power
amplifier, sehingga akan didapatkan nada sesuai dengan respon frekuensi pada
loadspeaker dan akan didapatkan hasil suara pada loadspeaker yang sesuai dengan
keinginan pengguna.
Rangkaian
Tone Control merupakan salah satu jenis pengatur suara atau nada aktif pada
sistem audio. Pada dasarnya tone control atau pengatur nada berfungsi untuk
mengatur penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah
sinyal audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble merupakan sinyal audio
pada frekuensi tinggi. Rangkaian Tone Control sederhana memiliki output
yang bisa di bilang cukup bagus dan bersih. Sinyal suara yang di hasilkan dari
input sebelumnya sudah di atur oleh potensiometer dan kemudian di kuatkan oleh
bagian op = amp menggunakan transistor yang kemudian di kopling oleh kapasitor
yang outputnya akan di atur lagi pada bagian control.
Prinsip
kerja dari Rangkaian Tone Control yaitu pada frekuensi rendah atau bass dan
frekuensi tinggi atau treble. Dari pengaturan di atas kemudian di kuatkan lagi
pada bagian pengatur akhir menggunakan transistor yang sama. Tegangan yang di
hasilkan dari tone control ini adalah mulai dari 9 volt DC sampai dengan 18
volt DC. Tone Control yang memiliki 4 transistor terbagi dalam 3 bagian utama
yaitu bagian penguat depan, bagian pengatur nada (tone control) dan bagian
penguat akhir. Pada bagian depan dapat di bangun menggunakan 2 transistor yang
di susun dalam penguat 2 tingkat. Kemudian bagian pengatur nada di bangun
menggunakan sistem pengatur nada baxandal yang dapat mengontrol nada rendah
atau nada tinggi. Kemudian bagian akhir di gunakan penguat 2 tingkat yang di
bangun menggunakan transistor. Rangkaian tone control baxandal merupakan
rangkaian penguat dengan jaringan umpan balik (feedback) dan rangkaian filter
aktif. Rangkaian baxandal hanya tergantung dari pengaturan potensiometer bass.
Batas
pengaturan maksimum potensiometer bass merupakan maksimum boost (penguatan
maksimal bass) dan batas pengaturan minimum potensiometer bass merupakan
maksimum cut (pelemahan maksimum).Pada saat frekuensi nada bass meningkat, maka
akan memberikan efek pada resistor samapai kapasitor sehingga tidak lagi
memberikan efek atau respon pada rangkaian. Sehingga frekuensi di atas tidak di
pengaruhi oleh posisi potensiometer bass pada maksimum boos dan cut atau di
biarkan flat. Untuk nada treble, pada akhir frekuensi tinggi audio kapasitor
bertindak seakan short circuit. Maka penguatan akan di atur oleh potensiometer
treble.
D. Langkah Kerja Pratikum
1. Lengkapilah peralatan dan bahan pratikum yang akan digunakan,
periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan komponen dalam keadaan baik dan
bekerja.
2.
Rakitlah rangkaian power
amplifier dan tone control, sesuaikan dengan skema rangkaian seperti pada
gambar dibawah, kemudian berikan tegangan dan hidupkan rangkaian sehingga
output power amplifier menghasilkan bunyi saat input disentuh dengan tangan.
3.
Atur pengaturan nada volume,
bass, dan trable pada posisi tengah
4.
Hubungkan AFG pada bagian
input rangkaian amplifier serta hubungkan ke chanel 1 osiloskop dan output pada
chanel 2 osiloskop
5.
Atur input AFG pada posisi 1
KHz dengan amplitude sebesar 50mVp-p, berapa tengangan output yang dihasilkan
dan tentukan juga beda fase= 0
Vo = 1,8 x 500mV
= 900 mV
= 0.9 Vp-p.
6.
Atur volume hingga
menghasilkan sinyal output yang dapat terbaca dan tidak cacat 10,8 Vp-p, berapa besar penguatan dari rangkaian yang anda gunakan
Av = 20 log 10,8/0,16
= 20 log 67,5
=
20 x 1,83
=
36,6 dB
Gambar
rangkaian pada PCB
Gambar Rangkaian di pcb :
E.
TABEL PENGAMATAN
a. Kondisi Potensio Tone Control, Bass =
Minimum, High = Minimum
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
0,5 V
|
CACAT
|
250 Hz
|
1,1 V
|
TIDAK CACAT
|
500 Hz
|
2,9 V
|
TIDAK CACAT
|
750 Hz
|
3,6 V
|
TIDAK CACAT
|
1000 Hz
|
3,8 V
|
TIDAK CACAT
|
1500 Hz
|
3,6 V
|
TIDAK CACAT
|
2000 Hz
|
3,4 V
|
TIDAK CACAT
|
5000 Hz
|
1,8 V
|
TIDAK CACAT
|
10000 Hz
|
0,9 V
|
TIDAK CACAT
|
15000 Hz
|
0,48 V
|
TIDAK CACAT
|
20000 Hz
|
0,28 V
|
TIDAK CACAT
|
b. Kondisi Potensio Tone control, Bass =
Min, High = Tengah
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
0,4 V
|
CACAT
|
250 Hz
|
1,5 V
|
TIDAK CACAT
|
500 Hz
|
3,2 V
|
TIDAK CACAT
|
750 Hz
|
4,4 V
|
TIDAK CACAT
|
1000 Hz
|
5,2 V
|
TIDAK CACAT
|
1500 Hz
|
6,8 V
|
TIDAK CACAT
|
2000 Hz
|
7,2 V
|
TIDAK CACAT
|
5000 Hz
|
7,6 V
|
TIDAK CACAT
|
10000 Hz
|
7,2 V
|
TIDAK CACAT
|
15000 Hz
|
6 V
|
TIDAK CACAT
|
20000 Hz
|
5,2 V
|
TIDAK CACAT
|
c. Kondisi potensio Tone Control, Bass =
Tengah, High = Min
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
3,4 V
|
CACAT
|
250 Hz
|
4 V
|
TIDAK CACAT
|
500 Hz
|
4,4 V
|
TIDAK CACAT
|
750 Hz
|
4,6 V
|
TIDAK CACAT
|
1000 Hz
|
4,7 V
|
TIDAK CACAT
|
1500 Hz
|
4,3 V
|
TIDAK CACAT
|
2000 Hz
|
3,9 V
|
TIDAK CACAT
|
5000 Hz
|
3,1 V
|
TIDAK CACAT
|
10000 Hz
|
2,9 V
|
TIDAK CACAT
|
15000 Hz
|
1,7 V
|
TIDAK CACAT
|
20000 Hz
|
1,5 V
|
TIDAK CACAT
|
d. Kondisi potensio Tone Control, Bass =
Tengah, High = tengah
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
5,8
V
|
CACAT
|
250 Hz
|
6,6
V
|
TIDAK CACAT
|
500 Hz
|
7,4 V
|
TIDAK CACAT
|
750 Hz
|
9,2 V
|
TIDAK CACAT
|
1000 Hz
|
11,2 V
|
CACAT
|
1500 Hz
|
11,2 V
|
CACAT
|
2000 Hz
|
11,2 V
|
CACAT
|
5000 Hz
|
11,2 V
|
CACAT
|
10000 Hz
|
11,2 V
|
CACAT
|
15000 Hz
|
7,2
V
|
TIDAK CACAT
|
20000 Hz
|
6 V
|
TIDAK CACAT
|
e. Kondisi Potensio Tone Control, Bass =
Min, High = Max
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
0,76 V
|
CACAT
|
250 Hz
|
3
V
|
TIDAK CACAT
|
500 Hz
|
7,6
V
|
TIDAK CACAT
|
750 Hz
|
12
V
|
CACAT
|
1000 Hz
|
11 V
|
CACAT
|
1500 Hz
|
11 V
|
CACAT
|
2000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
5000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
10000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
15000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
20000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
f.
Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High = Min
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
12 V
|
CACAT
|
250 Hz
|
12 V
|
CACAT
|
500 Hz
|
12 V
|
CACAT
|
750 Hz
|
12 V
|
CACAT
|
1000 Hz
|
12 V
|
CACAT
|
1500 Hz
|
12 V
|
CACAT
|
2000 Hz
|
8,8 V
|
TIDAK CACAT
|
5000 Hz
|
3,6 V
|
TIDAK CACAT
|
10000 Hz
|
1,75 V
|
TIDAK CACAT
|
15000 Hz
|
1 V
|
TIDAK CACAT
|
20000 Hz
|
0,6 V
|
TIDAK CACAT
|
g. Kondisi Potensio Tone Control,
Bass=Tengah, High=Max
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
6,8 V
|
TIDAK CACAT
|
250 Hz
|
7,6 V
|
TIDAK CACAT
|
500 Hz
|
8,8 V
|
TIDAK CACAT
|
750 Hz
|
11 V
|
TIDAK CACAT
|
1000 Hz
|
11 V
|
CACAT
|
1500 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
2000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
5000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
10000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
15000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
20000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
h. Kondisi Potensio Tone Control, Bass =
Max, High= Tengah
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
13 V
|
CACAT
|
250 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
500 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
750 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
1000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
1500 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
2000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
5000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
10000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
15000 Hz
|
11 V
|
TIDAK CACAT
|
20000 Hz
|
9 V
|
TIDAK CACAT
|
i.
Kondisi Potensio Tone Control, Bass = Max, High = Max
Frekuensi Input
(Vo = 100 mVp-p)
|
Besar Tegangan output/Vo
(Signal Pada Speaker)
|
Keterangan
|
100 Hz
|
13
V
|
CACAT
|
250 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
500 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
750 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
1000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
1500 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
2000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
5000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
10000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
15000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
20000 Hz
|
11,5 V
|
CACAT
|
F. Pengayaan/
evaluasi
1.
Apa yang terjadi pada saat posisi volume
rangkain amplifier pada posisi maximum?
Jawab: keluaran / output signal
menjadi cacat atau kurang sempurna
2.
Fungsi dari peralatan filter audio
·
Equalizer adalah rangkaian yang mampu
mengamplifikasi atau mengatenuasirentang frekuensi tertentu dan membiarkan yang
lain tetap utuh. Equalizer ada dalam sistem tata suara dalam dua bentuk :
Equalizer grafik dan Equalizer parametrik.
·
Konsul mixing (Audio Mixer) adalah pusat
dari sistem tata suara dimana operator dapat menyampur, menyamakan dan menambah
efek-efek pada sumber-sumber suara
·
Compressor adalah sebuah alat yang
termasuk dalam kategori “gain based”. Sewaktu kita menyetel parameter2 yang
terdapat pada sebuah unit compressor, digunakan satuan dalam dB. Compressor
berguna utk membuat signal lebih rata atau stabil. Tidak terlalu naik turun
G. Kesimpulan
Dari hasil
praktek diatas dapat disimpulkan pada saat volume bass pada posisi max mka akan
terjadi LPF atau ( low pass filter) yang berfungsi sebagai perangkat untuk
melewatkan frekuensi rendah dan menghentikan frekuensi tinggi, sehingga
menghasilkan nada nada rendah,kemudian pada saat volume hight tune control pada
posisi max maka akan terjadi kondisi HPF atau (high pass filter) yang berfungsi
sebagai perangkat untuk melewatkan frekuensi tinggi dan menghentikan frekuensi
rendah kemudian, sehingga keluaran output speaker akan menghasilkan nada tinggi
dan BPF atau ( band pass filter)yang berfungsi secara variabel yakni bisa
melewatkan frekuensi tinggi maupun rendah sesuai dengan kebutuhan
0 komentar:
Posting Komentar