LAPORAN
3
Pratikum
Audio dan Radio
Penguat Daya Audio
ALMA HENDRA
1206213
Pendidikan
Teknik Elektronika
Jurusan
teknik elektronika
Fakultas
teknik
Universitas
Negeri Padang
2014
A.
TUJUAN
1.
Mampu merakit rangkaian Power
Amplifier (Penguat daya suara dengan IC.
2.
Mengetahui fungsi rangkaian penguat
daya pada sistem audio
3.
Mengetahui karakteristik kerja
rangkaian penguat daya pada sistem audio.
4.
Mampu melihat respon frekuensi dan
penguatan yang dapat dilakukan oleh rangkaian penguat daya.
B.
ALAT DAN BAHAN
1.
Trainer Audio 1 Set 8. IC
LA4440
= 1 buah
2.
Osiloskop Dual Beam 1
set 9. C1
47
µF/10V
= 1 buah
3.
Multimeter 1 set 10. C3 100
µF/10V = 1 buah
4.
AFG 1
set
C.
TEORI DASAR
Pada
rangkaian audio seringkali sinyal audio yang diproses harus diperbesar level
dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan loudspeaker
yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat pendengaran
terganggu. Untuk Melakukan hal ini diperlukan rangkaian penguat (amplifier)
yang didalamnya terdapat komponen tertentu yang mampu melakukan penguatan
frekuensi audio. Seperti transistor bipolar, transistor efek medan (FET),
tabung katoda, bahkan menggunakan rangkaian terpadu (IC).
Audio
Amplifier adalah
sebuah alat yang berfungsi memperkuat sinyal audio dari sumber-sumber sinyal
yang masih kecil sehingga dapat menggetarkan membran speaker dengan level
tertentu sesuai kebutuhan.
1. Input Sinyal
Input sinyal
dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain dari CD/DVD Player, Tape, Radio
AM/FM, Microphone, MP3 Player, Ipod, dll. Masing-masing sumber sinyal tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Bagian Input sinyal harus mempu
mengadaptasi sinyal sinyal tersebut sehingga sama pada saat dimasukkan ke
penguat awal/ penguat depan (pre-amp).
2. Penguat
Awal/Penguat Depan (Pre-amp)
Penguat
depan berfungsi sebagai penyangga dan penyesuai level dari masing-masing sinyal
input sebelum dimasukkan ke pengatur nada. Hal ini bertujuan agar saat proses
pengaturan nada tidak terjadi kesalahan karena pembebanan/loading. Penguat depan
harus mempunyai karakteristik penyangga/buffer dan berdesah rendah.
3.
Pengatur Nada (Tone Control)
Pengatur
nada bertujuan menyamakan (equalize) suara yang dihasilkan pada speaker agar
sesuai dengan aslinya (Hi-Fi). Pengatur nada minimal mempunyai pengaturan untuk
nada rendah dan nada tinggi. Selain itu ada juga jenis pengatur nada yang
mempunyai banyak kanal pengaturan pada frekuensi tertentu yang biasa disebut
dengan Rangkaian Equalizer. Prinsip dasar pengaturan nada diperoleh
dengan mengatur nilai R/C resonator pada rangkaian filter.
4. Penguat
Akhir (Power Amplifier)
Penguat
Akhir adalah rangkaian penguat daya yang bertujuan memperkuat sinyal dari
pengatur nada agar bisa menggetarkan membran speaker. Penguat akhir biasanya
menggunakan konfigurasi penguat kelas B atau kelas AB. Syarat utama sebuah
penguat akhir adalah impedansi output yang rendah antara 4-16 ohm) dan
efisiensi yang tinggi.
Karena kerja
dari penguat akhir sangat berat maka biasanya akan timbul panas dan dibutuhkan
sebuah plat pendingin untuk mencegah kerusakan komponen transistor penguat
akhir karena terlalu panas.
5. Speaker
Speaker berfungsi
mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara. Semakin besar daya sebuah speaker
biasanya semakin besar pula bentuk fisiknya. Secara umum speaker terbagi
menjadi tiga, yaitu Woofer (bass), Squaker (middle), dan tweeter (high).
Impedansi speaker antara 4 ohm, 8 ohm dan 16 ohm.
Saat ini ada
juga speaker yang disebut dengan subwoofer, yaitu speaker yang mampu
mereproduksi sinyal audio dengan frekuensi yang sangat rendah dibawah woofer.
Rangkaian
penguat audio yang baik yaitu rangkaian yang mampu memperkuat
sinyal pada range frekuensi audio yaitu frekuensi 20Hz sampai 20 KHz dan pada
saat melakukan penguatan tanpa terjadinya cacat dengan nois yang sekecil
mungkin.
Pada rangkaian penguat pada suatu sistem audio,
rangkaian terdiri dari beberapa bagian antara lain rangkaian penguat awal yang
dikenal dengan rangkaian pre-amp, rangkaian filtter (tune control) dan
rangkaian penguat akhir (power amplifier) yang akan menggerakkan speaker yang
akan menghasilkan suara sehingga bisa didengarkan oleh telinga.
D.
LANGKAH KERJA
1. Melengkapi
peralatan, bahan pratikum yang akan digunakan, dan memeriksa terlebih dahulu
peralatan, komponen apakah dalam keadaan baik dan dalam keadaan bekerja.
2. Merakit
rangkaian penguat audio pada trainer (education trainer kit) dengan skema
rangkaian sperti pada gambar di bawah (rangkaian mono), kemudian menghidupkan
rangkaian sehingg mmenghasilkan suara pada speaker dengan suara yang jelas dan
tanpa cacat.
3. Melepaskan
hubungan input rangkaian amplifier (input terbuka) dari rangkaian lainnya
sehigga output amplifier pada loudspeaker tidak mengeluarkan suara.
4.
Menghubungkan AFG pada bagian input rangkaian
amplifier dan menghubungkan chanel 1 osiloskop dan output pada chanel 2 pada
osiloskop(tanpa rangkaian input). Tegangan input = 2,8 x 10 mV = 0,028 Vp-p
5.
Mengatur input AFG pada posisi 1 kHz dengan amplitudo
sebesar 100mVp-p, hitunglah tegangan output yang dihasilkan.
Output = 5,8 x 2 = 11,6 Vp-p
Beda fase nya = 0
6.
Mengatur amplitudo sinyal input AFG pada posisi
minimum dan melihat sinyal output yang terbaca lalu mengatur amplitudo sinyal
input(AFG) sehingga menghasilkan signal output yang tidak cacat, hitung besaran
penguatan maksimum dari amplifier trainer kemudian hitung besar penguatan dari
rangkaian.
Output = 5,6 x 2
V = 11,2 Vp-p
Beda fase nya = 0
AV = Vo/Vi
= 11,2/0,028
= 400 X
AV dB =
20 log Vo/Vi
= 20 log 11,2/0,028
= 20 log 400
= 20 * 2,6
= 52 dB
7. Gunakan
sumber audio lain lalu pasang potensio meter 1000kΩ pada input power yang
diatur pada posisi minimum dan melakukan perubahan pada pengaturan volume pada
posisi minimum, tengah dan maksimum
lalu menggambarkan bentuk dari tiga keadaan tersebut.
Gambar
bentuk dari ketiga keadaan
E.
EVALUASI DAN PENUGASAN
1.
yang terjadi pada saat posisi volume
rangkaian amplifier pada posisi maksimum adalah Sinyal output yang dihasilkan
akan semakain besar atau Vo akan semakin besar ini terlihat pada hasil pratikum
langkah 7.
2.
Fungsi rangkaian tone control pada sistem audio adalah
untuk mengatur nada rendah (Bass) dan nada tinggi (Treble) secara terpisah.
Pada bagian pengatur nada Bass, menguatkan sinyal frekuensi rendah, sedangkan
pada bagian nada treble menguatkan sinyal frekuensi tinggi.
3.
Fungsi equalizer adalah untuk menyamakan suara speaker
mendekati sumber aslinya.
4.
Fungsi pre-amp adalah menguatkan sinyal dari level rendah
ke level yang lebih tinggi. Jadi sinyal yang keluar dari transducer masuk ke
rangkaian pre-amp, dalam rangkaian tersebut memproses sinyal elektronik yang
masuk, diolah ke level-level tertentu yang kemudian di teruskan kedalam
rangkaian ampli induk.
5.
Power amplifier berfungsi untuk sebagai penguat sinyal
audio yang pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus dari sinyal audio
yang bertujuan untuk menggerakan pengeras suara (loud speaker).
6.
Fungsi speaker
adalah mengubah gelombang listrik menjadi getaran suara.
F. KESIMPULAN
1.
Fungsi rangkaian penguat daya adalah
untuk memproses sinyal audio.
2.
Sinyal audio yang diproses harus diperbesar
level dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu untuk menggerakkan
loudspeaker yang berukuran besar dan berdaya besar sehingga telinga mampu
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh loudspeaker dan bahkan membuat
pendengaran terganggu.
3.
Rangkaian penguat audio yang baik
yaitu rangkaian yang mampu memperkuat sinyal pada range frekuensi audio yaitu
frekuensi 20Hz sampai 20 KHz dan pada saat melakukan penguatan tanpa terjadinya
cacat dengan nois yang sekecil mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar