Senin, 10 Maret 2014

LAPORAN 2 Pratikum Audio dan Radio "Filter Audio"



LAPORAN 2
Pratikum Audio dan Radio
Filter Audio



ALMA HENDRA
1206213







Pendidikan Teknik Elektronika
Jurusan teknik elektronika
Fakultas teknik
Universitas Negeri Padang
2014
A.    TUJUAN
1.      Menyusun rangkaian op – amp sebagai rangkaian filter.
2.      Mempelajari hubungan amplitude dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran sebagai fungsi frekuensi.
3.      Melihat respon frekuensi rangkaian terhadap frekuensi tinggi dan rendah.

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Power Supply
2.      AFG
3.      Osiloskop
4.      Multimeter
5.      Kabel Probe x 2
6.      Breadboard
7.      IC LM741 x 1
8.      C 10nF x 3
9.      R12K x 1
10.  R22K x 2
11.  R6K8 x 1

C.     TEORI PENDUKUNG
Sebuah tapis/ filter merupakan sebuah jaringan yang didesain agar dapat melewatkan isyarat pada daerah frekuensi tertentu. Daerah frekuensi dimana isyarat dapat diloloskan disebut pita lolos ( pass band filter ) dan daerah frekuensi dimana isyarat ditolak disebut pita henti ( stop band filter ).
Filter dengan pita lolos pada frekuensi rendah disebut pita lolos rendah ( low pass band  filter = LPF ) sedangkan untuk pita lolos pada frekuensi tinggi disebut filter lolos tinggi ( high pass band filter = HPF ).dapat juga mendesain filter denganpita henti pada frekuensi rendah dan pada frekuensi tinggi. Pada bagian ini akan mempelajari filter lolos rendah dan tinggi dengan menggunakan op – amp dan akan melihat respon frekuensi audio terhadap filter.

Low Pass Filter
Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) dan akan melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc).
Pada filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut-off (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali (tegangan output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC merupakan jenis filter pasif, dengan respon frekuensi yang ditentukan oleh konfigurasi R dan C yang digunakan. Rangkaian dasar LPF dan grafik respon frekuensi LPF sebagai berikut.

Rangkaian Dasar Dan Grafik Respon Frekuensi Low Pass Filter RC

Frekuensi cut-off (fc) dari filter pasif lolos bawah (Low Pass Filter,LPF) dengan RC dapat dituliskan dalam persamaan matematik sebagai berikut:Rangkaian filter pasif LPF RC diatas terlihat seperti pembagi tegangan menggunakan R. Dimana pada filter LPF RC ini tegangan output diambil pada titik pertemuan RC. Tegangan output (Vout) filter pasif LPF seperti terlihat pada rangkaian diatas dapat diekspresikan dalam persamaan matematis sebagai berikut:
Besarnya penguatan tegangan (G) pada filter pasif yang ideal maksimum adalah 1 = 0dB yang hanya terjadi pada frekuensi sinyal input dibawah frekuensi cut-off (fc). Penguatabn tegangan (G) filter LPF RC pasif dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai berikut:

Penguatan tegangan (G) LPF RC dapat dituliskan dalam satuan dB sebagai berikut:
                                                 
Pada filtrer lolos bawah (low pass filter ,LPF) terdapat beberapa karakteristik mendasar sebagai berikut:
  • ·         Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari frekuensi cut-off (fc) (fin << fc) maka penguatan tegangan / Gain (G) = 1 atau G=0dB.

  • ·         Pada saat frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-off (fc) (fin = fc) maka ω = 1/RC sehingga penguatan tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan tegangan sebesar 3 dB.

  • ·         Pada saat frekuensi sinyal input lebih tinggi dari frekuensi cut-off (fc) (fin >> fc) maka besarnya penguatan tegangan (G) = 1/ωRC atau G = -20 log



D.    LANGKAH KERJA PRATIKUM


Gambar Rangkaian Low Pass Filter
1.      Menyusun rangkaian op – amp filter lolos rendah seperti terlihat pada gambar 1. Dan filter lolos tinggi seperti terlihat pada gambar 2. Pencatu daya LM741 dibuat dengan memasang dua baterai atau sumber DC variabel ( tegangan CT 9 Volt ).
2.      Rangkaian filter lolos rendah pada gambar 1 akan menghasilkan frekuensi 3 dB mengikuti F3dB  = 1/2 RC. Dengan menggunakan harga C = 0,01 uF dan harga R = 22 k, dapat memprediksi frekuensi 3 dB rangkaian tersebut sebesar
F3db       = 1/(2*3,14*R2C1)
                        = 1/(2*3,14*20000*10-8)
                        = 1/(12,56*10-4)
                        = 796,18 Hz.
3.      Besarnya penguatan filter ini ditentukan oleh pemasangan resistor R1  dan R2 dimana AV = Vo / Vi = 1 + R2 / R1. Dengan memasang R1 = 12 k dan R2 = 6,8 k, kita dapat penguatan sebesar
 AV     = 1+R2/R1
            = 1+6,8/12
            = 1+0,567
            = 1,567 X
4.      Dimana menggunakan AFG, atur frekuensi isyarat sinusoida masukan Vi = 1 kHz dengan amplitude 2 Vp – p. hubungkan isyarat masukan ke Ch.1 osiloskop dan isyarat keluaran ke Ch.2. pembacaan pada osiloskop adalah  Vi =260 mVp – p,  Vo = 320 mVp – p.
 V A    = Vo/Vi
= 320/260
= 1,231 X
 A dB  = 10 log Vo/Vi
= 10 log 320/260
= 10 log 1,231
= 10 * 0,09
= 0,9 dB

Beda fase antara isyarat masukan dan keluaran ϕ =0o. tampilkan isyarat masukan dan keluaran yang ada pada osiloskop adalah ϕ = 90 )


Bentuk gelombang LPF
Ch. 1 (isyarat masukan)
Time/div = 0,5 mS
Volt/div = 100 mV
Vi = 260 mVp-p

Ch.2 (isyarat keluaran)
Time/div = 0,5 mS
Volt/div = 100 mV
V0 = 320 mVp-p


5.      Ulangi langkah 4 ( tanpa menggambar sketsa ) untuk beberapa frekuensi lain dan lengkapi table berikut.
NO
Frekuensi Masukan (Hz)
Vi
(Vp-p)
Vo
(Vp-p)
Vo/Vi
)
1
100
2,6 x 100 mV= 260 mV
=
4 x 100 mV= 400 mV
=
400/260=1,54
36
2
300
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
4 x 100 mV= 400 mV
=
400/260=1,54
54
3
500
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
3,6 x 100 mV= 360 mV
=
360/260=1,38
54
4
700
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
3 x 100 mV= 300 mV
=
300/260=1,15
72
5
800
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
2,6 x 100 mV= 260mV
=
260/260=1
86
6
1.000
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
2,2 x 100 mV= 220 mV
=
220/260=0,85
100
7
1.200
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
1,6 x 100 mV= 160 mV
=
160/260=0,62
135
8
2.000
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
0,6 x 100 mV= 60 mV
=
60/260=0,23
135
9
3.000
2,6 x 100 mV = 260 mV
=
0,4 x 100 mV= 40 mV
=
40/260=0,15
150
10
10.000
2,6 x 100 mV= 260 mV
=
0,2 x 100 mV= 20 mV
=
20/260=0,07
160


6.      Ulangi langkah 2-5 dan lengkapi juga data tabelnya sesuai dengan pengamatan pada filter  High Pass Filter.





 Gambar rangkaian HPF


Bentuk gelombang HPF
Ch. 1 (isyarat masukan)
Time/div = 250 mikro S
Volt/div = 100 mV
Vi = 280 mVp-p

Ch.2 (isyarat keluaran)
Time/div = 250 mikro S
Volt/div = 100 mV
V0 = 320 mVp-p

NO
Frekuensi Masukan (Hz)
Vi
(Vp-p)
Vo
(Vp-p)
Vo/Vi
)
1
100
2,8 x 100 mV= 280 mV
=
2 x 5 mV= 10 mV
=
10/280=0,04
180
2
300
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
0,8 x 100 mV= 80 mV
=
80/280=0,29
120
3
500
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
1,4 x 100 mV= 140 mV
=
140/280=0,50
116
4
700
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
2.4 x 100 mV= 240 mV
=
240/280=0,86
134
5
800
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
2,8 x 100 mV= 280mV
=
280/280=1
180
6
1.000
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
3,2 x 100 mV= 320 mV
=
320/280=1,14
252
7
1.200
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
3,6 x 100 mV= 360 mV
=
360/280=1,29
300
8
2.000
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
3,8 x 100 mV= 380 mV
=
380/280=1,36
328
9
3.000
2,8 x 100 mV = 280 mV
=
4 x 100 mV= 400 mV
=
400/280=1,43
346
10
10.000
2,6 x 100 mV= 260 mV
=
4 x 100 mV= 400 mV
=
40/280=1,43
360

E.     ANALISIS
1.      LPF

F3db  = 1/(2*3,14*R2C1)
       = 1/(2*3,14*20000*10-8)
       = 1/(12,56*10-4)
       = 796,18 Hz

Xc   = 1/(2*3,14*FC)
       = 1/(2*3,14*796,18*10-8)
       = 1/(5*10-5)
       = 20 kΩ

AV  = Rf/Ri
       = Xc/Ri
       = 20 kΩ/20 kΩ
       = 1 X

2.      HPF

Fc         = 1/(2*3,14*RfC2)
              = 1/(2*3,14*20000*10-8)
             = 1/(12,56*10-4)
             = 796,18 Hz

Xc   = 1/(2*3,14*Fc C)
             = 1/(2*3,14*796,18*10-8)
            = 1/(5*10-5)
       = 20 kΩ

AV  = Rf/Ri
       = Xc/Ri
       = 20 kΩ/20 kΩ
       = 1 X
     
F.      Kesimpulan
Seperti yang kita lihat pada tabel 1 pratikum  bahwa semakin besar frekuensi yang diberikan maka semakin kecil pula penguatan yang di hasilkan ,hal ini terjadi karena tegangan keluaran yang dihasilkan, sedangkan secara matematis diketahui bahwa penguatan sebanding dengan tegangan keluaran, seperti rumus : AV = Vo / Vi = 1 + R2 / R1.
Jadi keduanya akan saling mempengaruhi.begitu juga dengan sebaliknya , pada tabel 2 terlihat bahwa semakin kecil frekuensi yang diberikan maka tegangan output dan penguatan yang di hasilkan juga akan semakin besar.bahkan pada saat frekuensi yang diberikan lebih rendah maka akan dapat mengahsilakan tegangan output yang lebih besar dari v input yang di berikan.



0 komentar:

Posting Komentar